Cerpen "Pengorbanan" adaptasi dari hikayat indera bangsawan
Pengorbanan
Pada suatu
hari,disebuah kota hiduplah seorang lelaki tua bernama Baskara. Ia adalah
seorang saudagar yang hidupnya sederhana. Isterinya bernama Arina telah
meninggal ketika melahirkan anak kembarnya 5 tahun yang lalu. Baskara merawat anak kembarnya yang bernama Evan dan Rendi
sejak lahir sampai sekarang ini.
15 tahun berlalu,kini
anak kembar nya tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan gagah. Baskara semakin
tua,ia rasa ini adalah saat yang tepat untuk memberikan seluruh hartanya untuk
anak-anaknya. Namun di masa tua nya,ia tidak punya apa-apa selain rumah yang
sedang ia tempati dan rumah kosong di ujung kompleks. Rumah kosong itu dulunya
rumah termewah dikota itu. Rumah itu ditempati oleh Baskara dan isterinya.
Tetapi,karena mereka harus bekerja diluar kota 2 tahun lamanya,rumah itu tidak
ditempati orang dan menjadi penghuni makhluk halus. Banyak tetangga yang sering
melihat penampakan wanita berbaju putih dan berambut panjang serta berlumuran
darah. Setelah baskara pulang dari rantauannya lalu ia membeli rumah sederhana
yang masih satu kompleks dengan rumah aslinya.
Maka Baskara
bingung,siapa diantara kedua anaknya yang akan diberikan rumah kosong itu.
Setelah ia berpikir,ia memutuskan bahwa barangsiapa yang dapat bertemu dengan
Kyai Sakti yang tinggal di Desa Lawaka tepatnya di bawah Gunung Sindoro dan
membawa kyai sakti datang ke rumahnya dan mengusir makhluk halus yang ada
dirumah kosong itu maka ia lah yang berhak untuk menempati rumah itu. Kedua
anaknya pun menyetujui persyaratan itu dan keesokan harinya mereka pamit kepada
ayahnya. Evan dan Rendi tidak tahu pasti letak desa lawaka,namun mereka
berinisiatif untuk menggunakan aplikasi di handphone
untuk mengetahui letak desa itu.
Mereka menggunakan bus
dari kota untuk dapat tiba di daerah Gunung Sindoro. Namun,bis itu hanya
melewati jalan besar sehingga mereka berjalan kaki dari jalan besar kabupaten
ke desa lawaka. Setelah memasuki daerah pelosok,mereka kebingungan karena tidak
ada sinyal untuk dapat melacak letak Desa Lawaka.
Awan hitam dan suara
petir menggelegar di telinga mereka. Hujan deras dan angin kencang menahan
langkah mereka. Suasana mencekam,gelap gulita tak ada sedikitpun cahaya. Mereka
saling mencari satu sama lain. Rendi tak sadar dibelakang nya terdapat
sungai,ia terpeleset dan hanyut di sungai tersebut. Sedangkan Evan berusaha
mencari tempat yang aman. Akhirnya,ia mendapatkan tempat berlindung disebuah
gubuk kecil.
Rendi sadar dari
pingsannya. Ia tak mengenali gubuk yang ditempatinya sekarang. Tiba-tiba
datanglah seorang nenek tua yang berjalan menggunakan tongkat kayu. “Loh
ndok,udah bangun toh?” tanya nenek. “Maaf,nek. Kok saya ada disini? Kemana
kakak saya?” Rendi kebingunan. “Panggil saja aku Mbok Iyem. Aku ya nggak tua
banget,nggak usah dipanggil nenek. Kamu tadi hanyut disungai,mbok nggak lihat
siapa-siapa waktu nolongin kamu. Mbok bawa kamu kesini,maaf yah gubuk nya
jelek.” Kata Mbok Iyem. Lalu Rendi menjawab “Makasih banyak nek,eh mbok udah
nolongin saya. Nama saya Rendi. Tapi,ini dimana ya nek? Maksud saya ini desa atau
atau apa ya mbok kok diluar sepi?”. Mbok Iyem dengan tersenyum menjawab “Ini
dihutan cah bagus. Mbok tinggal nya dihutan,tapi kalau mbok lagi galau biasanya
jalan-jalan ke desa sebelah hahaha. Ohh iya,kamu tinggal disini aja dulu sampai
sehat,bantu bantu mbok juga cari kayu buat makan kita hahaha mbok ngga pernah
loh tinggal bareng cogan kaya kamu.” Rendi keheranan,ia menjawab “Wah si mbok
gaul juga ya hahaha”.
Dilain tempat,Evan
mencari keberadaan Rendi. Dalam perjalanan mencari adik nya,ia bertemu dengan
seorang gadis cantik yang sedang dikelilingi kawanan serigala. Gadis itu
menangis dan berteriak meminta tolong. Dengan cepat,Evan menghampiri gadis itu
dengan membawa kayu lalu memukuli serigala itu satu persatu. Setelah kawanan
serigala itu pergi,gadis itu masih menangis ketakutan. Gadis itu memeluk Evan.
“Udah mbak jangan nangis,serigala nya udah pergi kok. Lagian saya,Evan ada
disini,nggak bakalan mbiarin mbak terluka sedikit pun” kata Evan mencoba
menenangkan. “Maaf mas maaf kok saya malah jadi meluk mas. Makasih banyak ya
mas udah nyelametin Anggun. Ngomong-ngomong mas ini dari kota ya? Soalnya
penampilannya kaya orang kota.” tanya Anggun tampak sopan. “Iya mbak Anggun
saya dari kota,sekarang saya ngga tau mau tinggal dimana saya bingung. Eh mbak
ini udah mau malem,ayuk mas anterin pulang.” Evan merayu. Anggun tersipu malu
dan langsung menyetujui jika Evan akan mengantarnya pulang dan Anggun juga
menawarkan Evan untuk tinggal dirumahnya. Kebetulan rumah Anggun sepi,ayah
ibunya telah meninggal. Ia hanya hidup dengan kakeknya. Mereka berjalan kerumah
anggun terlihat mencuri pandangan satu sama lain.
Iya,mereka saling
mencintai. Setelah sampai dirumah,kakek Anggun kaget dan cemas melihat keadaan
cucunya yang terlihat sangat lemas. “Duh neng ada apa? Kok keliatan kaya habis
nangis. Siapa yang jahatin kamu? Lelaki ini ya,dasar lelaki kurang ajar.” kata
Kakek anggun yang sangat marah. “Kakek udah kek,mas ini yang nyelametin neng
dari kumpulan serigala di kebun. Dia namanya mas Evan. Dia orang sangat baik
kek,dia udah mau nganterin neng pulang dan mau ngehibur neng.” kata Anggun
meyakinkan. “Eh kaya ngono,maaf maaf saya ngga tau kalo kamu baik sama cucu
saya. Emm... gini aja,kamu mau ngga nikah sama cucu saya yang cantik ini.. Mau
ngga?” kata kakek yang sepertinya tahu bahwa mereka saling mencintai pada
pandangan pertama. “Secepat itu kek? Emm... Anggun,jujur saja dari awal mas
ketemu neng,iyah tadi waktu anggun meluk dan natap mas dalam dalam,mas ngerasa jantung
mas berdebar-debar dan mas yakin kalo ini yang dinamakan cinta pada pandangan
pertama. Berhubung,kakek anggun udah ngomong begitu,apakah anggun mau menikah
dengan saya?” Evan melamar. Anggun menjawab “Emm.. Anggun juga nyaman waktu dipelukan
mas,waktu mas ngehibur Anggun,dan pas dijalan ngobrol bareng, Anggun rasa
anggun juga mencintai mas Evan. Iya mas,Anggun mau menikah dengan mas.” kata Anggun
tersipu malu. Akhirnya mereka menikah dan tinggal di rumah anggun untuk dapat
mencari adiknya juga.
Dihutan,Rendi dan mbok
iyem sedang mencari kayu. Setelah beberapa jam,mbok iyem memutuskan untuk
pulang karena kakinya agak sakit,tetapi Rendi masih mencari kayu dihutan itu.
Tiba-tiba ia mendengar suara minta tolong. Ia segara menghampiri asal suara
itu. Ia melihat seorang gadis yang tergeletak penuh darah di kakinya. Rendi
segera berlari mencari air,melepas baju nya untuk menghilangkan darah di kaki
gadis itu.
“Permisi saya Rendi.
Kamu kenapa kok kakinya berdarah?” Rendi keheranan. “Saya Dewi. Saya tadi
terjebak di batang duri ini. Maaf ya mas jangan sentuh saya. Permisi .” jawab
Dewi kesakitan. Rendi menawarkan “Yaudah ayo saya antar Dewi pulang. Kalo saya
gendong nggak papa kan?”. “Maaf ya mas,jangan macam-macam dengan saya.” kata Dewi
marah. “Yaelah mbak saya ngga bakal macem-macem. Ditolong kok gitu,terserah aja
kalo ngga mau digendong disini aja terus ngga bisa kemana-mana. Aku pergi
dulu.” kata Rendi. Dewi berpikir perkataan Rendi tadi. “Ehh mas mas tunggu!
Emm.. Yaudah mas tolong bantu saya pulang ke rumah. Kasihan abah saya pasti
nyariin saya.” Rendi pun bersedia mengantarkan Dewi pulang. Setelah sampai di
depan rumah Dewi,Rendi melihat tulisan “PADEPOKAN KYAI SAKTI”. Kemudian Rendi
bertanya kepada Dewi. “Maaf dew,apa ini desa lawaka? Lalu kyai sakti itu siapa
nya kamu?”. Dewi menjawab “Iya mas,hutan ini termasuk dalam Desa Lawaka. Dan
kyai sakti itu abah saya. Ada apa mas? Abah saya ngga suka kalo saya pulang
bareng lelaki mas.” Rendi memohon “Maaf dew,tapi apakah dewi mau membantu saya
untuk bertemu dengan kyai sakti? Saya minta tolong dew,ini sangat penting.”
Dewi pun luluh “Baik,mas. Nah itu abah, Abah.. abah.. ini teman dewi namanya Rendi mau bertemu dengan abah katanya
ada urusan penting.” “Dewi,anakku abah kan melarang kamu berdua bersama
lelaki,bukan mukhrim nak.” kata Kyai Sakti cemas. “Ekhem.. maaf kyai,saya tidak
ada niat jelek kepada anak kyai. Tadi saya menolong anak kyai dihutan,ia
berlumuran darah.“ kata Rendi meyakinkan. “Ohh begitu. Saya minta maaf sudah
suuzhon kepadamu nak. Hmm.. sudah saya tebak. Melihat tatapan kalian,Rendi dan
Dewi sepertinya kalian saling mencintai.” kata Kyai. Kyai sakti benar,mereka
saling mencintai,meskipun rasa itu dipendamnya. Kyai sakti berkata lagi
“Tapi,ren. Jika kau benar-benar mencintai anakku,tidak mudah kau untuk
mendapatkannya. Apakah kau bersedia melalukan apa yang aku inginkan?”. “Benar
kyai saya mencintai dewi. Saya mau untuk melakukan apa saja yang kyai inginkan.
Dan saya kesini diperintah ayah saya untuk mencari kyai karena hanya kyai lah
yang bisa mengusir makhluk halus di rumah kami.” kata Rendi. Dengan mantap Kyai
Sakti berkata “Oke baiklah. Jadi kamu harus menemukan 3 kitab milikku yang
dicuri oleh orang jahat. Kau lewati saja jalan lurus ini,orang jahat itu telah
ditangkap oleh warga setempat dan kitab itu dibuang disekitar jalan ini. Aku tidak
kuat lagi untuk mencari kitabku karena kakiku tidak kuat untuk melakukan
perjalanan panjang.”. “Baiklah kyai. Saya akan membawa pulang kitab kyai,saya
permisi. Mohon doa nya kyai.” Rendi pamit.
Setelah 15 km jauhnya
rendi berjalan,ia belum menemukan kitab satupun. Saat dia memasuki kawasan
hutan yang gelap,ia tersandung sesuatu sehingga jatuh ke tanah. Setelah
diamati,ternyata itu adalah kitab. Tiba-tiba cahaya yang sangat terang diatas
kepalanya. Ia segera melihat keatas untuk melihat cahaya itu. Matanya tertuju
pada sebuah benda yang ada diatas pohon itu. Segera ia memanjat,dan ia
menemukan satu kitab lagi. Kemudian ia mencari satu kitab lagi yang tak tahu
dimana letaknya. Tiba-tiba ada mbok iyem yang sedang mencari kayu,rendi segera
membantu mengumpulkan kayu dan menceritakan tentang apa yang ia alami. Didalam
tumpukan kayu itu,ia melihat sebuah kitab. Tak salah lagi,itu adalah satu kitab
yang ia cari. Setelah mendapatkan tiga kitab Kyai Sakti,ia segera pamit kepada
Mbok Iyem. Mbok Iyem pun mengucapkan banyak terimakasih kepada Rendi.
Setelah Rendi sampai
dirumah Kyai Sakti dan memberikan kitab milik Kyai Sakti,tanpa ragu sang Kyai berterimakasih
dan menyetujui Rendi dan Dewi menikah. Setelah beberapa tahun mereka
menikah,mereka dikaruniai seorang putri cantik bernama Windi. Sekarang Windi berusia
5 tahun,pada suatu hari,Windi bermain ke dalam hutan. Asyiknya bermain,ia lupa
jalan pulang. Ia menangis. Evan dan Anggun melihat Windi yang sedang
menangis,lalu mereka membawa Windi pulang kerumahnya. Evan tidak tahu bahwa
Windi adalah anak dari adiknya,Rendi.
Rendi dan Dewi cemas
karena hari sudah malam dan windi tak kunjung pulang. Mereka memutuskan untuk
mencari Windi ke hutan. Mereka melewati hutan yang gelap,menembus angin malam
yang sangat dingin namun Windi masih tidak ditemukan. Sampailah mereka disuatu
rumah kecil. Mereka mengetuk pintu,berharap pemilik rumah itu tahu keberadaan Windi.
Lalu pemilik rumah membuka pintu rumahnya. Terkejut dan sangatlah berbahagia
Rendi telah menemukan Evan dan Windi. Mereka semua masuk ke rumah Evan dan
isterinya. Mereka membicarakan apa yang telah terjadi kepada mereka dan
memutuskan untuk pulang ke kota menemui ayahnya,Baskara.
Keesokan harinya Evan,Rendi
dan isteri beserta anak mereka telah siap untuk pergi ke kota. Tidak lupa,mereka
juga mengajak Kyai Sakti untuk pergi ke kota. Perjalanan jauh akhirnya
membuahkan hasil. Baskara yang sedang duduk didepan rumahnya sangat terkejut
dan bahagia melihat kedua anaknya beserta isteri mereka datang menemuinya.
Karena hari sudah malam,Baskara menawarkan mereka untuk segera tidur. Keesokan
harinya Rendi bangun lebih awal. Biasanya ayahnya bangun pagi,tetapi ia belum
melihat baskara keluar dari kamar. Ia berjalan menuju kamar ayahnya. Ia
terkejut melihat keadaan ayahnya yang berlumuran darah dibagian telinga. Rendi
segera membawanya ke rumah sakit. Semua sudah terlambat,baskara telah
meninggal. Rendi tidak bisa membendung air matanya. Ia menangis
sekeras-kerasnya.
Baskara telah tiada.
Beliau telah dimakamkan. Setelah beberapa hari hidup tanpa ayahnya,Evan dan Rendi
kembali membicarakan mengenai rumah mewah berhantu diujung kompleks. Kyai Sakti
telah berhasil mengusir makhluk halus. Rumah yang sudah aman itu ditempati oleh
Rendi,isterinya dan Kyai Sakti. Sedangkan Evan,isteri dan anaknya menempati
rumah bekas ayahnya. Mereka semua hidup bahagia.
Cerpen diatas merupakan adaptasi dari hikayat Indera Bangsawan. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan. Semoga bermanfaat,terima kasih.
PokerStars Casino: Play Now Online Casino Game - KADANGPintar
BalasHapusPokerStars casino brings you the best games on mobile and kadangpintar desktop. 바카라 사이트 Start playing now. septcasino